Gunung Prau 2665 Mdpl
Gunung Prau masuk dalam Kawasan Dataran Tinggi Dieng. Gunung Prahu,
begitu nama yang juga lazim disebut, berada pada ketinggian 2.565 mdpl.
Merupakan irisan dari tiga kabupaten yaitu: Kab. Wonosobo, Kab. Kendal
dan Kab. Batang Jawa Tengah.
Puncak Gunung Prau yang relatif singkat dan mudah didaki oleh setiap pendaki terutama pendaki pemula sehingga Gunung Prau ramai dikunjungi. Setiap weekend tiba berbondong-bondong masyarakat banyak mendatangi Gunung yang dikenal memiliki suhu dingin yang menusuk tulang serta memiliki tempat terbaik untuk menyaksikan Sunrise/Matahari Terbit.
Karena rutenya yang pendek dan relatif mudah beberapa pendaki ada yang suka mendaki pada malam hari. Ketika pagi mereka akan langsung dihadiahi terbitnya Sang Surya dari peraduannya. Saat siang menjelang mereka akan turun kembali ke bawah. Namun tidak sedikit yang memutuskan untuk kemping mendirikan tenda dan menginap di puncaknya, untuk sekedar menikmati dinginnya udara gunung.
Namun kamu dapat pula menggunakan transportasi umum. Kamu dapat memulainya dengan menuju terminal Wonosobo menggunakan bus. Sampai di terminal Wonosobo kamu dapat berganti angutan menggunakan bus kecil tujuan dataran tinggi Dieng. Berhentilah di desa patak banteng untuk memperoleh ijin pendakian disana.
Dengan membawa perlengkapan yang standart pendakian akan mengurangi resiko penyakit gunung yang mungkin akan menyerang pendaki. Dengan begitu pendakianmu akan aman dan lancar. Jangan pula sepelekan jalur yang landai ini, selalu waspada karena setiap pendakian memiliki resiko dan bahaya yang mungkin mengintaimu sewaktu-waktu.
Puncak Gunung Prau yang relatif singkat dan mudah didaki oleh setiap pendaki terutama pendaki pemula sehingga Gunung Prau ramai dikunjungi. Setiap weekend tiba berbondong-bondong masyarakat banyak mendatangi Gunung yang dikenal memiliki suhu dingin yang menusuk tulang serta memiliki tempat terbaik untuk menyaksikan Sunrise/Matahari Terbit.
Jalur Pendakian Gunung Prau
Titik pendakian gunung Prau dimulai pada ketinggian 1700mdpl melewati jalur Patak Banteng. Jalur Patak Banteng ini jalur favorit para pendaki. Masih ada jalur pendakian lain ke puncak Gunung Prau yaitu jalur Kenjuran, Kendal dan melewati jalur Pranten, kab. Batang. Trek pendakian jalur Patak Banteng ini relatif landai dengan suguhan hamparan pemandangan yang menawan dan indah. Pendakian ini hanya ditempuh dalam waktu sekitar 3-4jam dari bawah. Dari kejauhan pendaki dapat menikmati pesona Dataran tinggi Dieng dan juga Telaga Warna sebagai hiburan sepanjang perjalanan.Karena rutenya yang pendek dan relatif mudah beberapa pendaki ada yang suka mendaki pada malam hari. Ketika pagi mereka akan langsung dihadiahi terbitnya Sang Surya dari peraduannya. Saat siang menjelang mereka akan turun kembali ke bawah. Namun tidak sedikit yang memutuskan untuk kemping mendirikan tenda dan menginap di puncaknya, untuk sekedar menikmati dinginnya udara gunung.
Transportasi Ke Gunung Prau
Untuk menuju Gunung Prau yang terletak pada koordinat 7°11′13″LU 109°55′22″BT ini, kamu dapat menggunakan mobil/kendaraan pribadi menuju Dataran Tinggi Dieng, dengan mengikuti petunjuk arah yang terpampang jelas di jalan. Sebelum sampai Dieng, kamu dapat berhenti di desa Patak Banteng menuju pos pendakian Gunung Prau. Ditempat itu tersedia tempat parkir untuk sepeda motor dan mobil.Namun kamu dapat pula menggunakan transportasi umum. Kamu dapat memulainya dengan menuju terminal Wonosobo menggunakan bus. Sampai di terminal Wonosobo kamu dapat berganti angutan menggunakan bus kecil tujuan dataran tinggi Dieng. Berhentilah di desa patak banteng untuk memperoleh ijin pendakian disana.
Tiket Pendakian Gunung Prau
Harga tiket untuk mendaki Gunung Prau Rp.10 ribu/orang. Disamping mendapat tiket, kamu akan dibekali peta sederhana jalur pendakian, dan peraturan-peraturan yang berlaku serta keterangan denda untuk beragam pelanggaran. Taati peraturan yang berlaku disana serta jangan hilangkan tiket pendakianmu, karena di beberapa pos ada petugas yang akan memeriksa tiket perijinanmu.Peralatan yang mesti disiapkan ke Gunung Prau
Bagi kamu pendaki pemula kamu bisa membaca Tips untuk Pendaki pemula serta Manajemen Pendakian sebelum mendaki. Karena Gunung Prau terkenal dengan suhunya yang dingin bawalah peralatan standart pendakian, misalnya: Sleeping Bag, Matras, Tenda, Makanan untuk bekal mendaki, jaket (wind proof), kaos tangan, kaos kaki, kupluk(balaclava) dan perlengkapan lainnya.Dengan membawa perlengkapan yang standart pendakian akan mengurangi resiko penyakit gunung yang mungkin akan menyerang pendaki. Dengan begitu pendakianmu akan aman dan lancar. Jangan pula sepelekan jalur yang landai ini, selalu waspada karena setiap pendakian memiliki resiko dan bahaya yang mungkin mengintaimu sewaktu-waktu.
Gunung Gede Pangrango
Gunung Gede-Pangrango adalah gunung api yang terletak di tiga
kabupaten yakni Cianjur, Bogor dan Sukabumi, provinsi Jawa Barat. Gunung
ini adalah gunung besar yang sebenarnya adalah dua gunung yang saling
berdekatan atau bisa dibilang menyatu, oleh sebab itu dinamakan Gunung
Gede-Pangrango. Yakni gabungan antara gunung Gede dan gunung Pangrango.
Gunung api ini menjadi salah satu gunung favorit para pendaki dan
menjadi destinasi banyak wisatawan dari seluruh Indonesia terutama pulau
Jawa. Hal tersebut dimaklumi karena gunung Gede Pangrango merupakan
Taman Nasional yang isinya adalah wisata alam yang sangat indah dan
memiliki kekayaan alam dilindungi ditambah lagi lokasinya yang dekat
dengan kota-kota besar di Jawa Barat seperti Bandung, Jakarta.
Pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) setiap tahunnya bisa didatangi hingga 50ribu wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia dan bahkan dari luar negeri. Dengan luas 22.851,03 hektar, kawasan Taman Nasional ini ditutupi oleh hutan hujan tropis pegunungan, hanya berjarak 2 jam (100 km) dari Jakarta. Di dalam kawasan hutan TNGGP, dapat ditemukan “si pohon raksasa” Rasamala, “si pemburu serangga” atau kantong semar (Nephentes spp); berjenis-jenis anggrek hutan, dan bahkan ada beberapa jenis tumbuhan yang belum dikenal namanya secara ilmiah, seperti jamur yang bercahaya. Di samping keunikan tumbuhannya, kawasan TNGGP juga merupakan habitat dari berbagai jenis satwa liar, seperti kepik raksasa, sejenis kumbang, lebih dari 100 jenis mamalia seperti Kijang, Pelanduk, Anjing hutan, Macan tutul, Sigung, dll, serta 250 jenis burung. Kawasan ini juga merupakan habitat Owa Jawa, Surili dan Lutung dan Elang Jawa yang populasinya hampir mendekati punah.
Pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) setiap tahunnya bisa didatangi hingga 50ribu wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia dan bahkan dari luar negeri. Dengan luas 22.851,03 hektar, kawasan Taman Nasional ini ditutupi oleh hutan hujan tropis pegunungan, hanya berjarak 2 jam (100 km) dari Jakarta. Di dalam kawasan hutan TNGGP, dapat ditemukan “si pohon raksasa” Rasamala, “si pemburu serangga” atau kantong semar (Nephentes spp); berjenis-jenis anggrek hutan, dan bahkan ada beberapa jenis tumbuhan yang belum dikenal namanya secara ilmiah, seperti jamur yang bercahaya. Di samping keunikan tumbuhannya, kawasan TNGGP juga merupakan habitat dari berbagai jenis satwa liar, seperti kepik raksasa, sejenis kumbang, lebih dari 100 jenis mamalia seperti Kijang, Pelanduk, Anjing hutan, Macan tutul, Sigung, dll, serta 250 jenis burung. Kawasan ini juga merupakan habitat Owa Jawa, Surili dan Lutung dan Elang Jawa yang populasinya hampir mendekati punah.
Arti Mendaki Bagi Saya
Mungkin untuk sebagian orang mendaki gunung itu hal yang sangat menyenangkan, menggembirakan,bahkan hanya untuk mengisi waktu luang saja.Tak sedikit orang mendaki gunung tanpa memiliki arti,makna dan tujuan.Bagi saya mendaki itu adalah suatu pelajaran tentang perjuangan, kebersamaan,rasa simpatis yang dimana kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan pada saat tujuan itu telah tercapaiTerlepas dari semua itu ada yang lebih penting lagi menurut saya.Pada saat mendaki dan telah mencapai tujuan disitu saya merasakan ketenangan batin,dan merasa lebih dekat dengan sang pencipta.Lebih menghargai segala sesuatu ciptaannya.Melihat Perkotaan yang penuh dengan kehidupan terlihat sangat kecil disana.Dan masih banyak orang yang sombong , disitu saya merasa tak berdaya disitu saya melihat amatlah kecil saya di bawah sana.Jadi apa yang mau saya sombongkan? Syukurilah dan jagalah semua ciptaannya
Subscribe to:
Posts (Atom)
By: Agung Wicaksono. Powered by Blogger.
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "